Dalam dunia yang bebas dan setara setiap orang bisa melakukan kegiatan yang dianggap menarik dan dibutuhkan. Kehidupan
manusia berubah dari zaman dulu, dimana sekarang lebih nyaman dan lebih
praktis. Namun masih ada sekelompok orang yang harus berjuang supaya
mendapat pengakuan dari masyarakat. Sekelompok orang itu adalah gerombolan Lesbian dan Gay. Mereka ada walaupun masih susah diterima oleh negeri yang memiliki budaya tradisi dan ajaran dari agama yang kuat seperti Thailand dan Indonesia. Mereka menjelaskan tentang kehidupannya melalui majalah, internet, film dan media lain-lain. Dalam
paper ini akan menggunakan film sebagai alat untuk belajar dan
menjelaskan kehidupan, pengakuan sosial dan hal lain-lain tentang
mereka.
Saya
memilih judul ini karena kelompok lesbian dan homoseksual masih
merupakan kelompok yang baru dan belum mendapat pengakuan dari
masyarakat ketika mereka mau hidup seperti orang lainnya. Mereka
dituding bahwa sebagai masalah sosial. Mengapa tidak ada keadilan kepada
mereka? Mereka adalah manusia biasa yang mau melawan segala tindakan
yang menindas. Saya tertarik tentang kehidupan lesbian dalam suatu masyarakat yang tidak mengakui keberadaan mereka. Lesbian
dalam negeri islam yang besar seperti Indonesia memiliki kehidupan yang
berbeda dengan lesbian di negara Buddha seperti Thailand.
Saya
akan membandingkan cerita dari dua film yaitu “Detik Terakhir dan
Roommate”. Kedua film bertema tentang lesbian, di Indonesia dan
Thailand. Detik Terakhir merupakan salah satu film persoalan
remaja. Regi adalah seorang gadis cantik yang kaya tetapi tidak bahagia
karena keadaan rumah tangga orang tuanya yang berantakan sehingga Regi
cenderung menyukai sesama jenis. Regi menjadi pecandu karena diajak oleh
Rajib, seorang pengedar narkoba. Regi mengenal seorang gadis bernama Vela dan mereka menjadi pasangan. Vela
adalah mantan pacar Rajib ditipu Rajib sehingga menjual badannya kepada
orang-orang kaya. Akhirnya, Vela meninggal dunia karena overdosis.
Rajib meringkuk dan Regi berobat sampai sembuh dari kecanduan.
Rommate
adalah salah satu film tentang kisah asmara remaja yang berbelit-belit
yaitu dari teman menjadi merasa mencuri cinta dan dari mantan pacar
menjadi merasa hanya teman. Cerita berawal dari sebuah kelompok band bernama The Roommate yang terdiri
dari Note, seorang lelaki yang bermain gitar; Pop seorang gadis yang
nekat; Mo ;dan Ead. Semua anggota band ini harus tinggal bersama di
sebuah rumah . Band mereka harus mencari penyanyi baru. Akhirnya, Ann,
seorang gadis yang cantik mantan pacar Pop, menjadi penyanyi Band The Roommate.
Note jatuh cinta dengan Ann sedang Ann mau kembali berhubungan dengan
Pop tetapi Pop tidak bisa karena dia jatuh cinta dengan Note. Akhirnya,
tidak seorang pun yang mendapatkan keinginannya.
Kedua
film tersebut bercerita tentang kehidupan lesbian. Kesamaan antara
kedua film ada di penutup cerita, yang sedih dan tidak tercapai. Mengapa
film lesbian harus ada aktor yang menjadi pemisah hubungan lesbian? Ini karena masyarakat masih
mendukung hubungan antara lelaki dan perempuan yang benar dalam
dominasi lelaki. Produser film masih dikuasai oleh pikiran bahwa lesbian
atau homoseksual merupakan kelompok orang yang aneh dan gila. Dari
kedua film kelompok lesbian dipertunjukan sebagai orang ada masalah.
Selain itu, dalam ajaran agama menjadi lesbian atau homoseksual adalah dosa karena dalam kitab suci al-Quran mengucapkan keluarga
Lotte yang tinggal di Sodom. Seorang lelaki anggota keluarga Lotte
dihukum karena berdosa gara-gara meninggalkan istri dan berhubungan seks
sama lelaki lain. Kewajiban
suami setelah menikah adalah memelihara dan memperhatikan istri dan
anggota dalam keluarganya. Misalnya di daerah Timur Tengah, jika
kelompok homoseksual dipegang oleh pemerintah, mereka akan dihukum mereka akan dihukum sampai meninggal dunia.[1] Dalam
ajaran Buddha kepercayaan tentang lesbian atau homoseksual tidak
sebagai karma dan dosa karena perasaan pribadi. Namun ajaran Buddha
menganggapnya sebagai karma. Sang Buddha tidak pernah berkata bahwa
homoseksual menjadi karma. Kepercayaan tersebut dikembangkan oleh biksu
generasi baru. Biksu Chai merupakan biksu yang modern. Dia penganjur
moral bahwa orang yang menjadi homoseksual memiliki karma yang banyak,
pastilah disebabkan oleh kezaliman atau tindakan di masa lampau. [2]
Film Detik Terakhir bisa menjelaskan tentang lesbian di Indonesia. Kelompok lesbian memiliki area untuk mewadahi kehidupan lesbian dalam masyarakat. Meskipun
hanya ada sedikit tetapi kelompok lesbian itu bisa membangun area baru
untuk perempuan sehingga tidak harus menyandar pada lelaki lagi. Dari
awal film perilaku lesbian Regi ada sejak kecil ketika belum tahu
maksudnya. Menurut saya, produser mau menjelas bahwa lesbian bukan
perasaan melahir dari kekecewaan tetapi melahir dari baeah sadar. Regi
dan Vela merupakan sebagai wakil perempuan yang tidak mau berhubungan
sama lelaki karena keduanya mengalami pengalaman dengan lelaki yang
jahat dan zalim terhadap perempuan. Mereka bahagia dengan kehidupan
cinta mereka sebagai sepasang. Mereka bisa memahami kebutuhan yang ingin
didapatkan perempuan dari pasangan mereka. Hubungan mereka tidak bisa
hidup lama karena masih ada suatu syarat dari masyarakat yang tidak
diinginkan oleh tercapaidi dalam film.
Film
Roommate itu merupakan film pertama yang ada cerita asmara lesbian yang
nyata. Sangat aneh Thailand mempunyai lesbian banyak tetapi tidak ada
film tentang lesbian. Jumlahnya terlalu sedikit jika dibandingkan dengan
film gay. Kebanyakan film gay dibuat menjadi cerita yang lucu. Film di
Thai masih disensor oleh permerintah. Dalam film Roommate perempuan
Thai belum memiliki area politikal yang hakiki. Area untuk perempuan
masih dikuasai oleh lelaki. Masyarakat Thai tidak mengijinkan. Meskipun
Thai tidak mengaku kelompok homoseksual tetapi
ada actor menjadi homoseksual. Mereka bisa hidup dalam social tidak ada
masalah. Artinya apa? Sosial Thai mulai mengaku mereka? Dari data umum
setiap tahun akan ada kontes Miss Tiffany di Phatthaya. Wisatawan
seluruh dunia tahu tentang kontes itu dan ada wisatawan banyak masuk ke
Thailand. Sekarang seorang Miss Tiffany dapat mengaku dari masyarakat
Thai meski bukan setiap orang. Demikain kelompok lesbian atau gay dapat
mengaku dari masyarakat Thai sebagai alat untuk wisata saja. Jika tidak
dapat manfaat, kelompok lesbian atau homoseksul tidak dapat pengakuan.
Selain
film, lesbian berkelompok untuk menentang tekanan dari masyakat.
Kelompok lesbian akan menolong anggotanya yang mengalami masalah dengan
menjadi seperti penasihat. Mereka mau menuntut hak-hak sipil dari
masyarakat supaya berhidup lebih baik daripada sekarang. Meskipun akan
susah bertemu keberhasilan. Kelompok lesbian ada organisasi dalam
masing-masing negara. Saya mau mengenalkan organisasi lesbian yang ada
di Indonesia dan Thailand. Melahir kapan? Ada kegiatan apa yang penting?
Kelompok
lesbian di Indonesia bergerak di bidang politik sudah lama, sejak tahun
1982. Organisasi gay dan lesbian pertama di Indonesia dan Asia bernama
Lambda Indonesia. Organisasi tersebut berkantor di Surabaya. Organisasi
ini menjadi sebagai alat perjuangan bagi lesbian yang mengalami
persoalan sosial. Setelah organisasi Lambda Indonesia tidak aktif lagi beberapa organisasi baru lahir,,misalnya organisasi SAPHO (tahun 1984), organisasi PERLESIN (tahun 1986), organisasi LGBT
dan lain-lain. Setelah reformasi pada 1998, gerakan lesbian lebih
progresif dan semakin nampak ke permukaan. Lesbian harus melakukan
penciptaan identitas baru dengan kelahiran gerakan lesbian yang berbeda
dengan masa lalu dan memunculkan identitas politik mereka. Selain itu,
mereka masih hubungan dengan jaringan organisasi LGBT internasional yang kelompok lesbian seluruh dunia ketahui.[3]
Kelompok
lesbian di Thailand bernama Anjaree, membangun pada tahun 1986. Sering
kali kelompok ini digunakan dalam tanggapan publik dengan berani untuk
lesbian, gay, dan isu-isu perempuan di media Thailand. Target mereka
bukan hanya menjadi buyar suara tetapi mereka ada rencana untuk social,
pendidikan dan wisata yang melalui perempuan.[4] Mereka menerbitkan bernama Anjaree-san. Sekarang organisasi ini ada anggota ratusan orang.[5]
Biasa orang Thai tidak mengenal organisasi itu. Dari wawancana orang
dekat saya, tidak ada siapa mengenal atau tahu tentang kelompok lesbian.
Mereka bilang bahwa tidak menarik dan tidak mau tau tentang orang aneh.
Meskipun orang yang menjadi homoseksual masih ada yang tidak tahu
dan mengenal organisasi itu. Salah satu sebabnya adalah tidak mau
terus-terang diri. Organisasi tinggal di ibu kota. Orang asing mengenal
organisasi itu lebih banyak. Organisasi Anjaree menutut hak-hak
penikahan antara perempuan dan perempuan dari masyarakat Thai juga.
Pasti masyarakat Thai tidak mengaku tutut itu. Namun dari surat kabar di
provinsi Trang, Thailand selatan ada festival "Underwater Wedding"
setiap tahun. Pada tahun 2008 festival itu mulai kesempatan kepada
kelompok LGBT bisa menikah di dalam laut.[6]
Festival ini dirontak oleh masyarakat tetapi festival ini bisa
melakukan kegiatan. Kegiatan itu merupakan salah satu wisata. Dalam
festival itu ada orang Thai mau menikah juga dan keluarganya mengaku
mereka. Kalau begitu, mungkin nanti kelompok lesbian di Thailand bisa
menikah legal di provisi tersebut.
Cerita
tentang lesbian ada orang Thai menarik tidak banyak karene bisa lihat
dari karya tentang lesbian, kebanyakan ditulis oleh orang asing. Kalau
di Indonesia ada penulis orang Indonesia juga. Namun penulis novel
tentang lesbian ada lebih banyak daripada penulis karya akademik dalam
kedua negara. Kelompok gay dan lesbian dalam kedua Negara tersebut masih ada peristiwa lain lagi yaitu
di Indonesia ada Gay film festival dan di Thailand ada kontes Miss
Tiffani yang sudah berkata di atas. Sejak tahun 2002, Q! Film Festival
telah menjadi budaya suara dari LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan
transgender) masyarakat di Indonesia. Setiap
tahun Q! film festival akan ada selama sembilan hari. Selain screening
film, masih diskusi tentang film dan sastra. Sekarang festival ini
menjadi festival yang paling besar di daerah Asia Tenggara.
Setelah
itu, sudah pemahami lesbian atau homoseksual dari film, kepercayaan
dari agama dan sekarang akan mengetahui dari pengalaman seseorang
lesbian dalam kedua negara tersebut. Salah satu kata-kata dari seorang
lesbian di Indonesia. Dia bernama Ayu Rai Laksmini. Masa kecil dia
dikirim ke sekolah menengah pertama yang jauh dari rumah ratusan
kilometer. Sejak saat itu dia tidak pernah tinggal bersama keluarga. Dia
merasa tentang seksual yang berbeda muncul saat
pertama berciuman dengan seseorang perempuan saat di kelas SMA. Ayahnya
tahu tetapi dia tidak melarang atau marah. Ayahnya hanya tanya apakah
kamu lesbian? Dan ayahnya bilang bahwa “Kalau iya, nggak apa-apa. Hanya
saja kamu harus siap untuk memahami bagaimana masyarakat menerima
hubungan sejenis, sehingga kamu tahu bagaimana harus bersikap.”[7]
Dia tidak mengerti maksudnya karena merasa takut dan kaget. Dia pernah
coba ada sepasang lelaki tetapi sudah putus. Setelah itu, dia mengenal
lesbian orang lain dari internet. Akhirnya dia terdampar di suatu forum
internet, Indonesia Lesbian Forum, www. Voy.com./6346/. yang bisa
bertukar pikiran atau pengalaman. Setelah dia mengenal lesbian banyak,
setiap malam minggu akan berkelompok lesbian. Kelompok lesbian akan ada
banyak di ibu kota, Surabaya, Bandung dan Yogyakartar. Setelah itu, dia
tidak meresa sepi lagi meskipun dia tinggal sendiri sampai sekarang.
Salah
satu seorang perempuan Thai cantik yang menjadi lesbian, bernama
Juthathip Petawut atau Ju. Ju menjadi lesbian karena patah hati dari
seorang lelaki. Dia belajar di sekolah dengan asrama yang khusus hanya
perempuan. Kesepian kerena jauh dari keluarga dan baru patah hati. Ju
akrab sama seorang perempuan yang lebih tau. Ju jatuh cinta perempuan
itu karena dia memaham kebutuhan dan merasa kehangatan waktu dekat. Ju
tidak mau ada pacar lelaki lagi. Meskipun dia tidak tahu juga bahwa
asmara sama perempuan akan kecewa lagi? Dalam keluarga dia, tidak ada
siapa mengetahui. Kelompok gay juga harus menutp diri dari keluarga.
Akan ada beberapa keluarga bisa mengaku lesbian dan gay di masyarakat
Thai.
Kesimpulan
Dari film tentang kelompok lesbian dalam kedua negara
bisa menjelas tentang kehidupan mereka sekarang. Mereka bisa
menggunakan film sebagai alat untuk memperankan identitas lesbian
pribadi. Walaupun produser adalah orang pertama yang paling penting
karena dia mempresentasikan kelompok lesbian dalam arti yang bebeda.
Sekarang kehidupan kelompok lesbian di kedua negara lebih baik daripada
zaman dulu. Mereka bisa hidup dalam sosial kebesaran lelaki dengan
pemahaman dari orang sebuah kelompok yang sama. Kesamaan antara
kelompok lesbian di kedua negara adalah belum pengakuan dari masyarakat.
Kelompok lesbian ada organisasi menjadi alat merontak dengan persoal
dari masyarakat. Dari film kesamaan ada di penutup cerita, yang sedih dan tidak tercapai. Perbedaan antara
kelompok lesbian di kedua negara adalah kepercayaan dari agama,
kelompok lesbian di Indonesia lebih bebas daripada kelompok lesbian di
Thailand. Perbedaan dari film adalah film Indonesia bisa ada adegan
hubungan seks sepasang lesbian ketika di Thailand disensor semua.
Keadilan
dari masyarakat akan ada untuk beberapa lesbain bermanfaat atau membina
nama baik kepada negaranya karena dalam sosial kebesaran lelaki,
perempuan berhak terbatas.
Kedudukan
kelompok lesbian atau homoseksual dalam sosial di kedua negara atau di
dareah Asia Tenggara masih belum pengaku. Mungkin harus menggunakan
beberapa waktu supaya masyarakat bisa kasih hak-hak, kebebasan dalam
badan, hati,kepercayaan dan pikiran pribadi kepada kelompok
itu. Gerakan kelompok lesbian atau homoseksual merupakan memula yang
baik karena peristiwa penting dalam dunia mulai dari kelompok orang
kecil misalnya Roza Park perempuan hitam orang pertama yang menuntut hak
menduduk bis kepada orang hitam di Amerika
sehingga orang hitam berhak sama orang Amerika. Demikain kelompok
lesbian atau homoseksual sedang menuntut hak sekarang, pasti mereka
harus mendapat mengaku dari masyarakat seluruh dunia.
[1] Naripon Duangwiset, Gay mengulit,(Nonthaburee : WatthanaSala “bebas pikira,bebas jiwa”.2549), p.17
[2] Biksu Chai Worathammo, Gay-Lesbian karma siapa?, http://www.skyd.org/html/sekhi/50/gay-lesbian.html.
[3] RR.Sri Agustine, Journal perempuan 58 : Rahasia Sunyi ; Gerakan lesbian di Indonesia, p.64-71
[4] http://www.utopia-asia.com/womthai.htm
[5] Peter A. Jackson, Gerard Sullivan. Lady Boys, Tom Boys, Rent Boys. Routledge, 1999. p.6-7
[6] Vitaya S.Thailand's world famous ''underwater wedding'' now open to LGBT couples. http://sg.fridae.com:8080/newsfeatures/2007/08/24/1951.thailands-world-famous-underwater-wedding-now-open-to-lgbt-couples
I'm Sonja McDonell, 23, Swiss Airlines Stewardess with current 13 oversea towns, very tender with lots of fantasies in my wonderful job. All girls I had met & with whom I discussed in Jakarta in the Travel hotel restaurant bar & in Medan the Antares hotel near the Juki center were too shy to speak about lesbian sex. I think, I discussed with the wrong girls.
BalasHapusSonjamcdonell@yahoo.com