Selasa, 15 Mei 2012

Pandangan Kedudukan Lesbian di Indonesia dan Lesbian di Thailand melalui Film

Dalam dunia yang bebas dan setara setiap orang bisa melakukan kegiatan yang dianggap menarik dan dibutuhkan. Kehidupan manusia berubah dari zaman dulu, dimana sekarang lebih nyaman dan lebih praktis. Namun masih ada sekelompok orang yang harus berjuang supaya mendapat pengakuan dari masyarakat. Sekelompok orang itu adalah gerombolan Lesbian dan Gay. Mereka ada walaupun masih susah diterima oleh negeri  yang memiliki budaya tradisi dan ajaran dari agama yang kuat seperti Thailand dan Indonesia. Mereka menjelaskan tentang kehidupannya melalui majalah, internet, film dan media lain-lain. Dalam paper ini akan menggunakan film sebagai alat untuk belajar dan menjelaskan kehidupan, pengakuan sosial dan hal lain-lain tentang mereka.
Saya memilih judul ini karena kelompok lesbian dan homoseksual masih merupakan kelompok yang baru dan belum mendapat pengakuan dari masyarakat ketika mereka mau hidup seperti orang lainnya. Mereka dituding bahwa sebagai masalah sosial. Mengapa tidak ada keadilan kepada mereka? Mereka adalah manusia biasa yang mau melawan segala tindakan yang menindas. Saya tertarik tentang kehidupan lesbian dalam suatu masyarakat yang tidak mengakui keberadaan mereka. Lesbian dalam negeri islam yang besar seperti Indonesia memiliki kehidupan yang berbeda dengan lesbian di negara Buddha seperti Thailand.
            Saya akan membandingkan cerita dari dua film yaitu “Detik Terakhir dan Roommate”. Kedua film bertema tentang lesbian, di Indonesia dan Thailand. Detik Terakhir merupakan salah satu film persoalan remaja. Regi adalah seorang gadis cantik yang kaya tetapi tidak bahagia karena keadaan rumah tangga orang tuanya yang berantakan sehingga Regi cenderung menyukai sesama jenis. Regi menjadi pecandu karena diajak oleh Rajib, seorang pengedar narkoba. Regi mengenal seorang gadis bernama Vela dan mereka menjadi pasangan. Vela adalah mantan pacar Rajib ditipu Rajib sehingga menjual badannya kepada orang-orang kaya. Akhirnya, Vela meninggal dunia karena overdosis. Rajib meringkuk dan Regi berobat sampai sembuh dari kecanduan.
            Rommate adalah salah satu film tentang kisah asmara remaja yang berbelit-belit yaitu dari teman menjadi merasa mencuri cinta dan dari mantan pacar menjadi merasa hanya teman. Cerita berawal dari sebuah kelompok band bernama The Roommate yang terdiri dari Note, seorang lelaki yang bermain gitar; Pop seorang gadis yang nekat; Mo ;dan Ead. Semua anggota band ini harus tinggal bersama di sebuah rumah . Band mereka harus mencari penyanyi baru. Akhirnya, Ann, seorang gadis yang cantik mantan pacar Pop, menjadi penyanyi Band The Roommate. Note jatuh cinta dengan Ann sedang Ann mau kembali berhubungan dengan Pop tetapi Pop tidak bisa karena dia jatuh cinta dengan Note. Akhirnya, tidak seorang pun yang mendapatkan keinginannya.
            Kedua film tersebut bercerita tentang kehidupan lesbian. Kesamaan antara kedua film ada di penutup cerita, yang sedih dan tidak tercapai. Mengapa film lesbian harus ada aktor yang menjadi pemisah hubungan lesbian? Ini karena masyarakat masih mendukung hubungan antara lelaki dan perempuan yang benar dalam dominasi lelaki. Produser film masih dikuasai oleh pikiran bahwa lesbian atau homoseksual merupakan kelompok orang yang aneh dan gila. Dari kedua film kelompok lesbian dipertunjukan sebagai orang ada masalah.
            Selain itu, dalam ajaran agama menjadi lesbian atau homoseksual adalah dosa karena dalam kitab suci al-Quran mengucapkan keluarga Lotte yang tinggal di Sodom. Seorang lelaki anggota keluarga Lotte dihukum karena berdosa gara-gara meninggalkan istri dan berhubungan seks sama lelaki lain. Kewajiban suami setelah menikah adalah memelihara dan memperhatikan istri dan anggota dalam keluarganya. Misalnya di daerah Timur Tengah, jika kelompok homoseksual dipegang oleh pemerintah, mereka akan dihukum mereka akan dihukum sampai meninggal dunia.[1] Dalam ajaran Buddha kepercayaan tentang lesbian atau homoseksual tidak sebagai karma dan dosa karena perasaan pribadi. Namun ajaran Buddha menganggapnya sebagai karma. Sang Buddha tidak pernah berkata bahwa homoseksual menjadi karma. Kepercayaan tersebut dikembangkan oleh biksu generasi baru. Biksu Chai merupakan biksu yang modern. Dia penganjur moral bahwa orang yang menjadi homoseksual memiliki karma yang banyak, pastilah disebabkan oleh kezaliman atau tindakan di masa lampau. [2]
            Film Detik Terakhir bisa menjelaskan tentang lesbian di Indonesia.  Kelompok lesbian memiliki area untuk mewadahi kehidupan lesbian dalam masyarakat.  Meskipun hanya ada sedikit tetapi kelompok lesbian itu bisa membangun area baru untuk perempuan sehingga tidak harus menyandar pada lelaki lagi. Dari awal film perilaku lesbian Regi ada sejak kecil ketika belum tahu maksudnya. Menurut saya, produser mau menjelas bahwa lesbian bukan perasaan melahir dari kekecewaan tetapi melahir dari baeah sadar. Regi dan Vela merupakan sebagai wakil perempuan yang tidak mau berhubungan sama lelaki karena keduanya mengalami pengalaman dengan lelaki yang jahat dan zalim terhadap perempuan. Mereka bahagia dengan kehidupan cinta mereka sebagai sepasang. Mereka bisa memahami kebutuhan yang ingin didapatkan perempuan dari pasangan mereka. Hubungan mereka tidak bisa hidup lama karena masih ada suatu syarat dari masyarakat yang tidak diinginkan oleh  tercapaidi dalam film.
            Film Roommate itu merupakan film pertama yang ada cerita asmara lesbian yang nyata. Sangat aneh Thailand mempunyai lesbian banyak tetapi tidak ada film tentang lesbian. Jumlahnya terlalu sedikit jika dibandingkan dengan film gay. Kebanyakan film gay dibuat menjadi cerita yang lucu. Film di Thai masih disensor oleh permerintah. Dalam film Roommate perempuan Thai belum memiliki area politikal yang hakiki. Area untuk perempuan masih dikuasai oleh lelaki. Masyarakat Thai tidak mengijinkan. Meskipun Thai  tidak mengaku kelompok homoseksual tetapi ada actor menjadi homoseksual. Mereka bisa hidup dalam social tidak ada masalah. Artinya apa? Sosial Thai mulai mengaku mereka? Dari data umum setiap tahun akan ada kontes Miss Tiffany di Phatthaya. Wisatawan seluruh dunia tahu tentang kontes itu dan ada wisatawan banyak masuk ke Thailand. Sekarang seorang Miss Tiffany dapat mengaku dari masyarakat Thai meski bukan setiap orang. Demikain kelompok lesbian atau gay dapat mengaku dari masyarakat Thai sebagai alat untuk wisata saja. Jika tidak dapat manfaat, kelompok lesbian atau homoseksul tidak dapat pengakuan.  
            Selain film, lesbian berkelompok untuk menentang tekanan dari masyakat. Kelompok lesbian akan menolong anggotanya yang mengalami masalah dengan menjadi seperti penasihat. Mereka mau menuntut hak-hak sipil dari masyarakat supaya berhidup lebih baik daripada sekarang. Meskipun akan susah bertemu keberhasilan. Kelompok lesbian ada organisasi dalam masing-masing negara. Saya mau mengenalkan organisasi lesbian yang ada di Indonesia dan Thailand. Melahir kapan? Ada kegiatan apa yang penting?
Kelompok lesbian di Indonesia bergerak di bidang politik sudah lama, sejak tahun 1982. Organisasi gay dan lesbian pertama di Indonesia dan Asia bernama Lambda Indonesia. Organisasi tersebut berkantor di Surabaya. Organisasi ini menjadi sebagai alat perjuangan bagi lesbian yang mengalami persoalan sosial. Setelah  organisasi  Lambda Indonesia  tidak aktif lagi beberapa organisasi baru lahir,,misalnya organisasi  SAPHO (tahun 1984), organisasi PERLESIN (tahun 1986), organisasi  LGBT dan lain-lain. Setelah reformasi pada 1998, gerakan lesbian lebih progresif dan semakin nampak ke permukaan. Lesbian harus melakukan penciptaan identitas baru dengan kelahiran gerakan lesbian yang berbeda dengan masa lalu dan memunculkan identitas politik mereka. Selain itu, mereka masih hubungan dengan jaringan organisasi LGBT internasional yang  kelompok lesbian  seluruh dunia ketahui.[3]
Kelompok lesbian di Thailand bernama Anjaree, membangun pada tahun 1986. Sering kali kelompok ini digunakan dalam tanggapan publik dengan berani untuk lesbian, gay, dan isu-isu perempuan di media Thailand. Target mereka bukan hanya menjadi buyar suara tetapi mereka ada rencana untuk social, pendidikan dan wisata yang melalui perempuan.[4] Mereka menerbitkan bernama Anjaree-san. Sekarang organisasi ini ada anggota ratusan orang.[5] Biasa orang Thai tidak mengenal organisasi itu. Dari wawancana orang dekat saya, tidak ada siapa mengenal atau tahu tentang kelompok lesbian. Mereka bilang bahwa tidak menarik dan tidak mau tau tentang orang aneh. Meskipun orang yang menjadi homoseksual masih ada yang tidak  tahu dan mengenal organisasi itu. Salah satu sebabnya adalah tidak mau terus-terang diri. Organisasi tinggal di ibu kota. Orang asing mengenal organisasi itu lebih banyak. Organisasi Anjaree menutut hak-hak penikahan antara perempuan dan perempuan dari masyarakat Thai juga. Pasti masyarakat Thai tidak mengaku tutut itu. Namun dari surat kabar di provinsi Trang, Thailand selatan ada festival "Underwater Wedding" setiap tahun. Pada tahun 2008 festival itu mulai kesempatan kepada kelompok LGBT bisa menikah di dalam laut.[6] Festival ini dirontak oleh masyarakat tetapi festival ini bisa melakukan kegiatan. Kegiatan itu merupakan salah satu wisata. Dalam festival itu ada orang Thai mau menikah juga dan keluarganya mengaku mereka. Kalau begitu, mungkin nanti kelompok lesbian di Thailand bisa menikah legal di provisi tersebut.
Cerita tentang lesbian ada orang Thai menarik tidak banyak karene bisa lihat dari karya tentang lesbian, kebanyakan ditulis oleh orang asing. Kalau di Indonesia ada penulis orang Indonesia juga. Namun penulis novel tentang lesbian ada lebih banyak daripada penulis karya akademik dalam kedua negara.  Kelompok gay dan lesbian dalam kedua Negara tersebut masih ada peristiwa lain lagi  yaitu di Indonesia ada Gay film festival dan di Thailand ada kontes Miss Tiffani yang sudah berkata di atas. Sejak tahun 2002, Q! Film Festival telah menjadi budaya suara dari LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan transgender) masyarakat di Indonesia.  Setiap tahun Q! film festival akan ada selama sembilan hari. Selain screening film, masih diskusi tentang film dan sastra. Sekarang festival ini menjadi festival yang paling besar di daerah Asia Tenggara.
Setelah itu, sudah pemahami lesbian atau homoseksual dari film, kepercayaan dari agama dan sekarang akan mengetahui dari pengalaman seseorang lesbian dalam kedua negara tersebut. Salah satu kata-kata dari seorang lesbian di Indonesia. Dia bernama Ayu Rai Laksmini. Masa kecil dia dikirim ke sekolah menengah pertama yang jauh dari rumah ratusan kilometer. Sejak saat itu dia tidak pernah tinggal bersama keluarga. Dia merasa tentang  seksual yang berbeda muncul saat pertama berciuman dengan seseorang perempuan saat di kelas SMA. Ayahnya tahu tetapi dia tidak melarang atau marah. Ayahnya hanya tanya apakah kamu lesbian? Dan ayahnya bilang bahwa “Kalau iya, nggak apa-apa. Hanya saja kamu harus siap untuk memahami bagaimana masyarakat menerima hubungan sejenis, sehingga kamu tahu bagaimana harus bersikap.”[7] Dia tidak mengerti maksudnya karena merasa takut dan kaget. Dia pernah coba ada sepasang lelaki tetapi sudah putus. Setelah itu, dia mengenal lesbian orang lain dari internet. Akhirnya dia terdampar di suatu forum internet, Indonesia Lesbian Forum, www. Voy.com./6346/. yang bisa bertukar pikiran atau pengalaman. Setelah dia mengenal lesbian banyak, setiap malam minggu akan berkelompok lesbian. Kelompok lesbian akan ada banyak di ibu kota, Surabaya, Bandung dan Yogyakartar. Setelah itu, dia tidak meresa sepi lagi meskipun dia tinggal sendiri sampai sekarang.       
            Salah satu seorang perempuan Thai cantik yang menjadi lesbian, bernama Juthathip Petawut atau Ju. Ju menjadi lesbian karena patah hati dari seorang lelaki. Dia belajar di sekolah dengan asrama yang khusus hanya perempuan. Kesepian kerena jauh dari keluarga dan baru patah hati. Ju akrab sama seorang  perempuan yang lebih tau. Ju jatuh cinta  perempuan itu karena dia memaham kebutuhan dan merasa kehangatan waktu dekat. Ju tidak mau ada pacar lelaki lagi. Meskipun dia tidak tahu juga bahwa asmara sama perempuan akan kecewa lagi? Dalam keluarga dia, tidak ada siapa mengetahui. Kelompok gay juga harus menutp diri dari keluarga. Akan ada beberapa keluarga bisa mengaku lesbian dan gay di masyarakat Thai. 
Kesimpulan
       Dari film tentang kelompok lesbian dalam kedua  negara bisa menjelas tentang kehidupan mereka sekarang. Mereka bisa menggunakan film sebagai alat untuk memperankan identitas lesbian pribadi. Walaupun produser adalah orang pertama yang paling penting karena dia mempresentasikan kelompok lesbian dalam arti yang bebeda. Sekarang kehidupan kelompok lesbian di kedua negara lebih baik daripada zaman dulu. Mereka bisa hidup dalam sosial kebesaran lelaki dengan pemahaman dari orang sebuah kelompok yang sama. Kesamaan antara kelompok lesbian di kedua negara adalah belum pengakuan dari masyarakat. Kelompok lesbian ada organisasi menjadi alat merontak dengan persoal dari masyarakat.  Dari film kesamaan ada di penutup cerita, yang sedih dan tidak tercapai. Perbedaan antara kelompok lesbian di kedua negara adalah kepercayaan dari agama, kelompok lesbian di Indonesia lebih bebas daripada kelompok lesbian di Thailand. Perbedaan dari film adalah film Indonesia bisa ada adegan hubungan seks sepasang lesbian ketika di Thailand disensor semua.
Keadilan dari masyarakat akan ada untuk beberapa lesbain bermanfaat atau membina nama baik kepada negaranya karena dalam sosial kebesaran lelaki, perempuan berhak terbatas.
Kedudukan kelompok lesbian atau homoseksual dalam sosial di kedua negara atau di dareah Asia Tenggara masih belum pengaku. Mungkin harus menggunakan beberapa waktu supaya masyarakat bisa kasih hak-hak, kebebasan dalam badan, hati,kepercayaan dan pikiran pribadi kepada  kelompok itu. Gerakan kelompok lesbian atau homoseksual merupakan memula yang baik karena peristiwa penting dalam dunia mulai dari kelompok orang kecil misalnya Roza Park perempuan hitam orang pertama yang menuntut hak menduduk bis kepada orang hitam di  Amerika sehingga orang hitam berhak sama orang Amerika. Demikain kelompok lesbian atau homoseksual sedang menuntut hak sekarang, pasti mereka harus mendapat mengaku dari masyarakat seluruh dunia.


[1] Naripon Duangwiset, Gay mengulit,(Nonthaburee : WatthanaSala “bebas pikira,bebas jiwa”.2549), p.17
[2] Biksu Chai Worathammo, Gay-Lesbian karma siapa?, http://www.skyd.org/html/sekhi/50/gay-lesbian.html.
[3] RR.Sri Agustine, Journal perempuan 58 : Rahasia Sunyi ; Gerakan lesbian di Indonesia, p.64-71 
[4] http://www.utopia-asia.com/womthai.htm
[5] Peter A. Jackson, Gerard Sullivan. Lady Boys, Tom Boys, Rent Boys. Routledge, 1999.  p.6-7
[6] Vitaya S.Thailand's world famous ''underwater wedding'' now open to LGBT couples. http://sg.fridae.com:8080/newsfeatures/2007/08/24/1951.thailands-world-famous-underwater-wedding-now-open-to-lgbt-couples
[7] Ayu Rai Laksmini, Journal perempuan 58 : Lesbian : sebuah penerimaan diri, p. 97-107

1 komentar:

  1. I'm Sonja McDonell, 23, Swiss Airlines Stewardess with current 13 oversea towns, very tender with lots of fantasies in my wonderful job. All girls I had met & with whom I discussed in Jakarta in the Travel hotel restaurant bar & in Medan the Antares hotel near the Juki center were too shy to speak about lesbian sex. I think, I discussed with the wrong girls.
    Sonjamcdonell@yahoo.com

    BalasHapus

Setelah baca jangan lupa komentarnya ya!